VITAMIN D memang disarankan untuk memperkuat sistem imun. Namun, tubuh kita tidak menghasilkan vitamin D begitu saja, dibutuhkan sinar matahari agar vitamin D bisa terbentuk secara alami di dalam tubuh.
Kekurangan atau defisiensi vitamin D biasanya terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup, tidak terpenuhinya kebutuhan vitamin D dari makanan, ginjal mengalami gangguan atau kerusakan, atau terjadinya gangguan penyerapan vitamin D di usus.
Dokter umum lulusan Universitas Indonesia, dr Adam Prabata mengatakan kekurangan vitamin D akan meningkatkan risiko penyakit atau kondisi kesehatan tertentu seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan.
Kandidat PhD ilmu kedokteran Universitas Kobe itu juga menjelaskan bahwa anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai juga berrisiko menderita rakhitis.
“Oleh sebab itu, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan, agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus menjaga tubuh dari penyakit,” ujar dr. Adam seperti dilansir dari Antara.
dr. Adam menyebutkan ada tiga hal yang bisa dilakukan guna mencegah terjadinya kekurangan vitamin D. Pertama adalah melakukan pengecekan kadar vitamin D secara berkala.
Pemeriksaan rutin tiap enam bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah vitamin D dalam tubuh, di mana normalnya adalah 25-80 ng/mL. “Perbanyak juga kegiatan di luar ruangan dan mengkonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D seperti ikan-ikanan salmon, tuna, hati sapi serta jamur,” kata dr. Adam.
Memperbanyak kegiatan di luar ruangan seperti berolahraga, dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari, di mana diharapkan kulit yang diinduksi oleh sinar ini dapat memproduksi vitamin D.